A. PENGERTIAN ERGONOMI
Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon
(kerja) dan nomos (aturan), secara keseluruhan ergonomi berarti aturan
yang berkaitan dengan kerja. Banyak definisi tentang ergonomi yang dikeluarkan
oleh para pakar dibidangnya antara lain:
- Ergonomi adalah ”Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan mengoptimalkan sistem manusia-pekerjaannya, sehingga tercapai alat, cara dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan efisien (Manuaba, A., 1981).
- Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka. dkk, 2004).
- Ergonomi adalah ilmu tentang manusia dalam usaha untuk meningkatkan kenyamanan di lingkungan kerja (Nurmianto, 1996).
- Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui pemanfaatan manusia seoptimal-optimalnya (Suma’mur, 1987).
- Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan rincian pekerjaan sesuai dengan kapabilitas pekerja dengan tujuan untuk mencegah cidera pada pekerja. (OSHA, 2000).
Dari berbagai pengertian di atas, dapat
diintepretasikan bahwa pusat dari ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi
adalah berdasarkan kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas manusia.
Sehingga dalam usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktivitas,
efisiensi dan kenyamanan dibutuhkan penyerasian antara lingkungan kerja,
pekerjaan dan manusia yang terlibat dengan pekerjaan tersebut.
B. Ruang
lingkup ergonomi
Ergonomi adalah ilmu dari pembelajaran
multidisiplin ilmu lain yang menjembatani beberapa disiplin ilmu dan
professional, serta merangkum informasi, temuan, dan prinsip dari masing-masing
keilmuan tersebut. Keilmuan yang dimaksud antara lain ilmu faal, anatomi,
psikologi faal, fisika, dan teknik.
Ilmu faal dan anatomi memberikan gambaran bentuk
tubuh manusia, kemampuan tubuh atau anggota gerak untuk mengangkat atau
ketahanan terhadap suatu gaya yang diterimanya. Ilmu psikologi faal memberikan
gambaran terhadap fungsi otak dan sistem persyarafan dalam kaitannya dengan
tingkah laku, sementara eksperimental mencoba memahami suatu cara bagaimana
mengambil sikap, memahami, mempelajari, mengingat, serta mengendalikan proses
motorik. Sedangkan ilmu fisika dan teknik memberikan informasi yang sama untuk
desain lingkungan kerja dimana pekerja terlibat.
Kesatuan data dari beberapa bidang keilmuan
tersebut, dalam ergonomi dipergunakan untuk memaksimalkan keselamatan kerja,
efisiensi, dan kepercayaan diri pekerja sehingga dapat mempermudah pengenalan
dan pemahaman terhadap tugas yang diberikan serta untuk meningkatkan kenyamanan
dan kepuasan pekerja (Oborne, 1955).
PERMASALAHAN
ERGONOMI YANG TERJADI SAAT BEKERJA
Office
ergonomics menjadi suatu isu baru di tempat kerja perkantoran. Penggunaan
komputer yang semakin intens tiap hari, mulai di kantor hingga di rumah,
membuat isu ini semakin hangat. Data menunjukkan bahwa semakin banyak pekerja
yang menderita keluhan nyeri punggung bawah (low back pain, LBP) dan sakit pada
pergelangan tangan (carpal tunnal syndrome, CTS). Berbagai survei baik di
Indonesia maupun luar negeri menunjukkan bahwa hampir 50-60% karyawan kantor
melaporkan keluhan yang tidak biasa pada bagian tubuhnya sesudah bekerja
komputer di kantor. Jika dibiarkan, berbagai keluhan akan memburuk menjadi
sakit atau gangguan. Setiap kasus LBP atau CTS akan berdampak finansial bagi
perusahaan, mulai dari biaya medis, cuti, dan sangat mungkin menggangu
kelancaran bisnis perusahaan. Karyawan yang menderita LBP dan CTS sangat
mungkin mengalami pengurangan kemampuan bekerja seperti sedia kala. Berbagai
keluhan para pekerja kantor dapat dipastikan karena kondisi tempat kerja
komputer saat ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip ergonomi, mulai dari
penempatan monitor, ketinggian monitor, penempatan keyboard dan mouse. Untuk
itu pengetahuan dan kemampuan praktis office ergonomics diperlukan oleh setiap
karyawan, terutama mereka yang bertanggung jawab dalam penataan tempat kerja
perkantoran.
Saat
tubuh melakukan pekerjaan melebihi kapasitas fisik dari otot, tendon, ligamen,
sendi syaraf, urat nadi atau tulang, hal yang memungkinkan terjadi adalah
cidera otot rangka (Musculoskeletal Disorder / MSDs). Cidera ini dapat terjadi
pada berbagai bagian tubuh dengan gejala hampir sama yaitu munculnya rasa sakit
ketika bergerak dan diam, pembengkakan organ tubuh tertentu, keterbatasan
jangkauan / gerak, sampai pada mati rasa. Bekerja secara terus menerus di depan
komputer terdapat sejumlah faktor resiko yang dapat menyebabkan gangguan pada
sisteim otot rangka karena mengerjakan pekerjaan secara berulang-ulang
(repetitif), postur tubuh yang tidak normal, kurang istirahat. Gangguan ini
diawali dengan gejala pegal-pegal dan kemudian rasa nyeri ringan, setelah
terakumulasi dalam waktu yang lama rasa nyeri akan terasa dalam waktu yang
lama.
Untuk
menghindari gangguan-gangguan tersebut bekerja di depan komputer harus
menerapkan prinsip-prinsip ergonomi, dengan memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
•
Pengaturan tempat kerja
•
Penggunaan Kursi
•
Penggunaan Keyboard dan Mouse
•
Pengaturan Monitor
•
Istirahat Sejenak (Break)
Pengaturan
Tempat Kerja Mengatur tempat kerja seperti posisi dokumen, telepon, mouse
sangat penting untuk mencegah cidera otot.
Ilustrasi
diatas sekilas merupakan tempat kerja yang tertata, namun masih belum memenuhi
prinsip ergonomi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menata tempat kerja
adalah :
• Atur
meja, sedemikian rupa sehingga sesuai dengan posisi tubuh kita agar bekerja
dengan nyaman, apabila meja terlalu pendek dapat di tinggikan, dan apabila
terlalu tinggi maka kursi yang harus dinaikkan.
• Apabila
sering menerima telepon, dekatkan telepon agar mudah diraih oleh tangan kita,
penggunaan headset direkomendasikan dalam hal ini.
“Menerima
telepon dengan menjepit gagang telepon antara telinga dan pundak , dapat
berakibat gangguan otot leher”
• Jika
sering membaca file/naskah letakkan sedekat mungkin dengan monitor, menyalin
naskah dengan sering melihat kekiri / kekanan yang terlalu jauh dari monitor
dapat mempercepat kelelahan di leher.
Kursi
Kursi
merupakan komponen penting dalam ergonomi bekerja di depan komputer, beberapa
hal prinsip umum untuk kursi ergonomi adalah :
• 5-roda
pada kaki, agar kursi stabil dan mudah digerakkan
• Posisi
kursi (seat pan) dapat dinaikkan dan diturunkan
•
Pelindung punggung, melindungi punggung bagian atas dan bawah, yang dapat
diatur posisinya.
•
Pelindung lengan, yang dapat dinaikkan dan diturunkan
Gambar
dibawah adalah ilustrasi dari kursi ergonomis yang dilengkapi dengan pelindung
punggung (back rest) dan pelindung lengan (arm rest)
Agar
terhindar dari gangguan otot, terutama punggung atas dan bawah berikut adalah
cara duduk yang benar :
• Atur
penyangga punggung dengan sudut 100-110o, tambahkan bantal dibawah sandaran
punggung bila perlu
• Atur
ketinggian kursi dengan posisi paha horisontal, sudut antara paha dan kaki
usahakan 90o
• Apabila
posisi kursi terlalu tinggi tambahkan footrest (penyangga kaki)
• Atur
ketinggian penyangga lengan (Armrest), senyaman mungkin (sudut lengan + 90o).
Usahakan agar bahu tidak tertarik keatas
• Selama
bekerja posisi kaki lurus dibawah lantai
“Kaki
jangan dilipat, agar aliran darah tidak terhenti dan kaki tidak mudah lelah”
• Ubahlah
posisi duduk selama bekerja
“Duduk
dengan posisi tetap selama bekerja akan mempercepat terjadinya nyeri punggung /
Low Back Pain”
Keyboard
dan Mouse
Posisi
yang salah dalam pemakaian keyboard dan mouse bisa berakibat carpal tunnel
syndrome (CTS), Beberapa hal yang harus diperhatikan agar terhindar dari
masalah tersebut adalah :
• Posisi
keyboard usahakan lurus dengan lengan agar terasa nyaman saat bekerja,
penggunaan rak untuk keyboard yang bisa diatur dianjurkan agar posisi keyboard
menyesuaikan dengan tangan kita.
• Saat
mengetik tangan geser ke kiri atau ke kanan sehinggga posisi jari tetap lurus,
jangan paksa jari-jari meraih tombol huruf yang jauh sehingga posisi tangan
kita tidak lurus
•
Letakkan mouse sedekat mungkin dengan keyboard
• Untuk
menggerakkan mouse pastikan posisi tangan tetap lurus, gunakan pergelangan
tangan saat menggerakkan mouse.
Monitor
Posisi
yang salah dalam mengatur monitor dapat menyebabkan mata cepat lelah dan rasa
nyeri pada leher, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengaturan monitor
adalah sebagai berikut :
•
Letakkan monitor dan keyboard tepat didepan pekerja
• Tinggi
monitor diatur sedikit dibawah mata kita, monitor yang terlalu tinggi atau
rendah akan menyebabkan nyeri pada leher dan pundak
• Jarak
antara monitor dengan pekerja sepanjang tangan kita (45-50 cm), posisi monitor
yang terlalu dekat dapat menyebabkan mata cepat lelah.
• Sudut
monitor mengarah ke mata untuk menghindari sinar lampu yang silau.
• Apabila
menggunakan kacamata baca (bifocal, progresive), turunkan monitor lebih rendah.
“Mengarahkan
kepala ke atas bagi pengguna kacamata baca (bifocal/progressive) dapat
menyebabkan nyeri pada leher”
• Apabila
menyalin dokumen, letakkan sedekat dokumen tersebut didekat monitor / di bawah
monitor, untuk mengurangi nyeri dileher karena terlalu banyak menoleh
Istirahat
Sejenak (Break)
Bekerja
di depan komputer tidak banyak melibatkan gerakan tubuh, dan dalam waktu yang
lama dapat menyebabkan nyeri otot, untuk menghindarinya disarankan setelah 1
jam bekerja di depan komputer istirahat sejenak 5 – 10 menit, dan melakukan
peregangan otot, sebagai berikut :
Peregangan
tangan / lengan bawah
1.
Turunkan lengan dan goyang-goyangkan.
2. Duduk
di kursi, siku di atas dan kedua telapak tangan bertemu, naikkan kedua telapak
tangan secara perlahan-lahan, ulangi sampai merasa terjadi peregangan.
3.
Luruskan salah satu lengan dan tekuk, dengan menggunakan tangan lainnya tekuk
secara perlahan-lahan sampai terasa regang kemudian buka telapak tangan dan
dorong dengan tangan lainnya dengan mengenggam. Lakukan secara bergantian.
Peregangan
Bahu / Lengan
1. Tarik
salah satu lengan ke dada ke arah bahu yang berlawanan. Dengan tangan lainnya
tarik perlahan-lahan menuju ke badan sampai terasa peregangan. Tahan posisi ini
selama 7-10 menit. Lakukan secara bergantian dengan lengan lainnya.
2. Kepala
rileks menghadap kedepan, Tekan bahu perlahan-lahan dan naikkan ke atas (ke
arah telinga), tahan selama 1-2 detik (Posisi A). Regangkan bahu dengan
menurunkan lengan, posisi jari mengarah kebawah. Ulangi dari posisi A ke posisi
B
3.
Letakkan kedua tangan dibelakang kepala, regangkan ke belakang perlahan-lahan,,
sampai punngung sedikit melengkung. Tahan selama 6-10 detik, dan berhenti
sejenak selama 5-10 detik dan ulangi.
Peregangan
Punggung Atas
1.
Rentangkan kedua tangan lurus di depan dada setinggi bahu, kunci telapak tangan
menghadap ke luar tubuh
2. Jaga
postur tubuh tegak menghadap ke depan sampai punggung dan bahu atas merasa ada
peregangan, tahan selama 5-10 detik.
3. Angkat
dan regangkan kedua lengan keatas, tetap pertahankan posisi lengan lurus dan
kedua tangan terkunci. Jaga perut ketat agar punggung belakang tidak menekuk.
Bernafas normal dan tahan sampai 10 detik.
Peregangan
leher
1. Duduk
tegak dengan dagu lurus
2.
Perlahan lahan tekuk kepada kearah bahu sampai terasa peregangan
3. Tahan
selama 5 detik, ulangi dengan ke arah lainnya.
Mengistirahatkan
Mata
Bekerja
di depan monitor terus-menerus akan membuat mata cepat lelah, untuk
menghindarinya dapat dilakukan dengan metode
20 – 20 –
20
Setelah
didepan fokus monitor selama 20 menit, alihkan padangan mata ke obyek sejauh 20
ft (6 meter), selama 20 detik.
Wanita
(16-18 th) 12-15 kg b. Organisasi kerja Pekerjaan harus di atur dengan berbagai
cara : - Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun - Frekuensi pergerakan
diminimalisasi - Jarak mengangkat beban dikurangi - Dalam membawa beban perlu
diingat bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak terlalu tinggi. - Prinsip
ergonomi yang relevan bisa diterapkan. c. Metode mengangkat beban Semua pekerja
harus diajarkan mengangkat beban. Metode kinetik dari pedoman penanganan harus
dipakai yang didasarkan pada dua prinsip : - Otot lengan lebih banyak digunakan
dari pada otot punggung - Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan
momentum berat badan. Metoda ini termasuk 5 faktor dasar : o Posisi kaki yang
benar o Punggung kuat dan kekar o Posisi lengan dekat dengan tubuh o Mengangkat
dengan benar o Menggunakan berat badan d. Supervisi medis Semua pekerja secara
kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur. - Pemeriksaan sebelum bekerja
untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya - Pemeriksaan berkala untuk memastikan
pekerja sesuai dengan pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan - Nasehat
harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan,khususnya pada wanita muda dan
yang sudah berumu
Kelelahan/Fatique Setelah pekerjaan
melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan, dalam hal ini kita harus
waspada dan harus kita bedakan jenis kelelahannya, beberapa ahli
membedakan/membaginya sebagai berikut :epala, bahu, tangan, punggung dsbnya.
Beban yang terlalu berat 1. Kelelahan fisik Kelelahan fisik akibat kerja yang
berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi dan diperbaiki performansnya
seperti semula. Kalau tidak terlalu berat kelelahan ini bisa hilang setelah
istirahat dan tidur yang cukup. 2. Kelelahan yang patologis Kelelahan ini
tergabung dengan penyakit yang diderita, biasanya muncul tiba-tiba dan berat
gejalanya. 3. Psikologis dan emotional fatiquKelelahan ini adalah bentuk yang
umum. Kemungkinan merupakan sejenis “mekanisme melarikan diri dari kenyataan”
pada penderita psikosomatik. Semangat yang baik dan motivasi kerja akan
mengurangi rangka kejadiannya di tempat kerja. 4. Upaya kesehatan kerja dalam
mengatasi kelelahan, meskipun seseorang mempunyai batas ketahanan, akan tetapi
beberapa hal dibawah ini akan mengurangi kelelahan yang tidak seharusnya
terjadi : · Lingkungan harus bersih dari zat-zat kimia. Pencahayaan dan
ventilasi harus memadai dan tidak ada gangguan bising · Jam kerja sehari
diberikan waktu istirahat sejenak dan istirahat yang cukup saat makan siang. ·
Kesehatan pekerja harus tetap dimonitor. · Tempo kegiatan tidak harus terus
menerus · Waktu perjalanan dari dan ke tempat kerja harus sesingkat mungkin,
kalau memungkinkan. · Secara aktif mengidentifikasi sejumlah pekerja dalam
peningkatan semangat kerja. · Fasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan
di tempat kerja. · Waktu untuk liburan harus diberikan pada semua pekerja ·
Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi misalnya ; - Pekerja remaja -
Wanita hamil dan Pekerja yang telah berumur - Pekerja shift - Migrant. · Para
pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alkohol dan zat stimulan atau zat
addiktif lainnya perlu diawasi. Pemeriksaan kelelahan : Tes kelelahan tidak
sederhana, biasanya tes yang dilakukan seperti tes pada kelopak mata dan
kecepatan reflek jari dan mata serta kecepatan mendeteksi sinyal, atau
pemeriksaan pada serabut otot secara elektrik dan sebagainya
0 komentar:
Posting Komentar